Production Designer: Peran Penting yang Dilupakan

Table of Contents

Production designer mungkin bukan istilah yang sering kamu dengar saat ngobrolin soal film. Mungkin banyak dari kita yang masih asing dengan istilah ini. Di industri perfilman Indonesia sendiri, profesi ini emang belum sepopuler sutradara atau penulis naskah.Tapi, kamu tau ga? kalo dengan adanya posisi satu ini justru jadi salah satu kunci utama dalam membangun dunia visual sebuah film? Mulai dari tampilan set, kostum, sampai suasana yang bikin penonton larut ke dalam cerita—semua itu hasil kerja keras seorang production designer.

Di artikel ini, kita bakal bahas tuntas tentang apa itu production designer, apa aja tugasnya, dan gimana mereka bekerja bareng tim kreatif lainnya buat mewujudkan visi besar dari sebuah cerita film.


Siapa itu Production Designer

Jarang terlihat di kredit akhir, tapi Production Designer adalah ujung tombak “wajah” sebuah film. Saat Anda terpesona pada detail set yang megah, kostum yang tepat, atau properti yang kaya makna, percayalah bahwa hampir semua itu bermula dari visi Production Designer. Di sinilah perjalanan kreatif dimulai: meramu naskah menjadi sebuah dunia visual yang menyatu dengan alur cerita.

Production Designer bertindak sebagai arsitek visual, bertanggung jawab menciptakan design production—istilah khusus untuk keseluruhan konsep tampilan film. Dalam praktiknya, peran mereka meliputi beberapa hal utama:

  • Desain Set: Menentukan lokasi, tata ruang, latar belakang, hingga dekorasi yang mendukung suasana adegan.
  • Kostum: Memilih palet warna, bahan kain, dan gaya busana agar karakter tampil otentik dan konsisten dengan era atau genre cerita.
  • Properti: Mengatur detail benda-benda kecil yang dipakai aktor, mulai dari perhiasan, alat komunikasi, hingga furnitur.

Aktivitas Production Designer Praproduksi

Production Designer langsung duduk bersama sutradara untuk mendalami pesan dan nuansa yang hendak disampaikan. Mereka menyusun mood board berisi referensi visual—foto, sketsa, potongan majalah—lalu membuat sketsa kasar untuk mengkomunikasikan gagasan. Setelah gambaran awal jelas, tahap berikutnya melibatkan Director of Photography (DoP). Kolaborasi ini penting agar tata cahaya dan framing kamera selaras dengan desain: misalnya, sudut lampu dingin menyiratkan ketegangan, atau palet warna hangat memunculkan rasa nostalgia.

Production DesignerArt Director

Meski sering “berdampingan” dengan Production Designer, Art Director memiliki ruang lingkup yang berbeda. Jika Production Designer lebih banyak bergerak di ranah konseptual dan perencanaan, Art Director fokus pada realisasi teknis. Berikut perbandingannya antara kedua profesi tersebut atas beberapa aspek:

AspekProduction DesignerArt Director
FokusIde & konsep visual filmEksekusi teknis & realisasi fisik
KeterlibatanDari awal praproduksiSetelah konsep disetujui
Tugas UtamaBikin look & mood keseluruhan filmMewujudkan desain di lokasi/studio
Peran di Tim‘Tangan kanan’ sutradaraPimpinan tim artistik sehari-hari
Anggaran & JadwalRekomendasi alokasi biaya kreatifPastikan semua sesuai budget & timeline

Baca juga Dari Sketsa ke Layar: Tim Artistik dalam Produksi Film.

Posisi Production Designer Jarang Ada di Kru Film Indonesia

Sebenarnya, peran production designer dan art director (atau penata artistik) itu beda. Production designer bisa dibilang sebagai otaknya tampilan visual sebuah film—mereka yang nentuin seperti apa keseluruhan look film itu akan muncul di layar. Mulai dari pemilihan warna set, properti, pola-pola visual, sampai warna pakaian, makeup, dan elemen pendukung lainnya.

Tapi sayangnya, di industri film Indonesia, posisi ini belum terlalu umum digunakan. Akibatnya, kita sering lihat kalau tim kostum dan makeup kerja secara terpisah dari tim artistik. Padahal idealnya, semua elemen visual ini seharusnya bekerja dalam satu arah desain yang sama dan saling nyambung satu sama lain.

Nah, beda lagi sama penata artistik. Mereka biasanya lebih fokus ke urusan set dan properti aja. Tugasnya adalah merancang tampilan interior dari lokasi syuting dan nyiapin berbagai properti yang mendukung jalan cerita. Biasanya, penata artistik ini juga sering bareng sama sutradara di depan monitor waktu proses syuting buat mantau detail visual biar sesuai dengan rencana.

Dunia Pandora di “Avatar”

4aFSuRGyhWrMVOXLIYMllgBcBpw
sumber: semperfi.24

Contoh paling ikonik dari kekuatan design production adalah Avatar (2009). Sutradara James Cameron menggandeng production designer Rick Carter dan Robert Stromberg untuk merancang dunia Pandora yang imersif dan penuh detail. Mereka menyusun ekosistem, bentuk arsitektur, hingga pola warna pada flora dan fauna Na’vi. Setelah konsep matang, Nick Bassett—sebagai art director—menerjemahkan sketsa tersebut menjadi set fisik. Hasilnya, Pandora terasa hidup dan memukau jutaan penonton, membuka jalan bagi Avatar: The Way of Water (2022) dan sekuel selanjutnya yang dijadwalkan tayang pada 2025.


Jadi, dari semua penjelasan di atas, bisa dibilang production designer punya peran besar banget dalam bikin film jadi “hidup”. Mereka bukan cuma mikirin hal yang visual doang, tapi juga gimana caranya semua elemen itu bisa menyatu dan bikin cerita makin kuat. Tanpa mereka, film bakal kerasa datar, garing, dan kehilangan rasa.

Pernah ga kamu nonton film yang visualnya biasa aja, terus jadi males ngikutin? Atau sebaliknya, filmnya mungkin ceritanya sederhana tapi visualnya bikin betah nonton sampai habis? Nah, bisa jadi itu karena sentuhan tangan dingin dari production designer. Jadi, kalau abis ini nonton film, coba deh luangin waktu buat cari siapa production designer-nya. Siapa tau kamu jadi makin ngeh sama kerja keras orang-orang di balik layar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *