Review Film Serial Severance Musim Pertama (2022)

Table of Contents

Film Severance itu jujur, bikin hati ikut teriris. Di tengah tuntutan kerja yang makin gila, kadang kita ngerasa kayak punya “kepribadian ganda”: satu buat kerja, satu lagi buat hidup. Serial ini ngangkat isu itu ke level yang lebih horor. Bayangin aja, ada teknologi yang bisa beneran nge-split kesadaran lo. Severance bukan cuma sekadar satir bagi pekerja di perusahaan, tapi lebih dalam lagi, ini tentang rasa kehilangan diri sendiri, perjuangan melawan sistem yang ga masuk akal, dan horor kosmis tentang pemisahan identitas di balik dinding Lumon Industries. Film ini dapet rate 8.7/10 dari 323 ribu penontonya yang tercatat dalam situs IMDb, berikut ulasan filmnya:


Premis: Kelihatan Keren, tapi Aslinya “Gelap”

image 6
sumber: imdb.com

Di pusat cerita ada teknologi bernama severance—sejenis prosedur medis yang bikin otak karyawan terbagi dua. Ada “innie” yang cuma sadar pas kerja, dan “outie” yang hidup di luar kantor tanpa tahu apa pun tentang kerjaannya. Mark Scout (diperankan Adam Scott) adalah karyawan yang rela ikut prosedur ini sebagian sebagai bentuk pelarian dari .

Tapi ternyata jadi innie itu nggak sesimpel “kerja tanpa drama”. Di departemen Macrodata Refinement (MDR), Mark dan timnya—Helly, Irving, dan Dylan—kerjaannya nyortir angka-angka random yang katanya “berbahaya”. Nggak ada penjelasan pasti kenapa atau buat apa, dan justru itu yang bikin suasananya makin absurd dan serem.

Kantor yang Lebih Menyeramkan dari Film Horor

image 4 8
sumber: imdb.com

Sejak awal, suasana kantor Lumon (nama perusahaannya) tuh udah kerasa janggal. Lorong-lorongnya panjang, putih, steril, dan sepi. Semua keliatan rapi tapi aneh, kayak dunia yang dibangun buat manusia, tapi malah kesannya dibuat sama makhluk yang ga ngerti manusia itu gimana. Ga ada jumpscare atau monster berdarah-darah, tapi justru karena terlalu tenang dan absurd, rasanya malah makin ngeri.

Nah, di sinilah unsur cosmic horror-nya mulai keliatan. Musuh utamanya bukan makhluk mitologi atau alien, tapi sistem perusahaan itu sendiri. Aturan yang ga bisa dilanggar, pemujaan aneh ke pendiri perusahaan, dan pekerjaan yang ga jelas gunanya—semua itu jadi bagian dari horor yang pelan-pelan masuk ke kepala kita. Lumon bukan cuma tempat kerja, tapi entitas yang punya kendali atas hidup dan kesadaran orang-orang di dalamnya.

Karakter yang Dekat Banget Sama Realita

image 4
sumber: imdb.com

Kekuatan lain dari Severance ada di karakter-karakter yang terasa nyata. Mark versi “innie” awalnya nurut aja, tapi makin lama dia mulai ngerasa ada yang salah. Helly, rekan barunya, langsung nabrak aturan dan nolak nerima sistem ini mentah-mentah. Irving yang kelihatannya patuh, diam-diam punya sisi yang sangat emosional. Dylan yang awalnya lucu dan santai, ternyata menyimpan kesedihan dalam banget pas tahu “dirinya” di luar punya kehidupan yang ga bisa dia nikmati. Mereka semua, dengan caranya masing-masing, ngewakilin banyak dari kita: yang terjebak di rutinitas, yang nyari makna, yang berusaha survive dalam sistem yang ga kasih ruang buat bertanya.

Misteri yang Terus Menghantui

image 6
sumber: imdb.com

Setiap episode tuh kayak buka pintu ke ruangan baru yang lebih gelap dari yang sebelumnya. Apa sebenarnya yang disortir tim MDR? Kenapa ada orang yang pengen kabur dari Lumon? Siapa yang sebenernya pegang kendali? Dan, kenapa semua ini kayak ritual rahasia yang udah jalan bertahun-tahun?

Alih-alih kasih jawaban pasti, Severance justru bikin kita makin penasaran dan makin ngerasa kecil di hadapan sistem yang gede banget dan ga masuk akal. Ini bener-bener ciri khas cosmic horror—manusia vs sistem besar yang ga bisa hampir sebagian besar ga bisa dinalar.

Berkaca ke Realitas

image 4 9
sumber: imdb.com

Walau ini fiksi, Severance tuh kayak cermin yang ngadep ke dunia kerja modern. Di zaman sekarang, kerja tuh bukan cuma soal delapan jam di kantor. Kadang malah kita ga bisa bedain lagi mana waktu kerja dan mana waktu buat diri sendiri. Terus muncul pertanyaan, “Kalau hidup kita udah segitu penuhnya sama kerjaan, siapa kita sebenarnya di luar itu semua?”

Outie-nya Mark secara sadar milih buat nyakitin dirinya sendiri, biar ga harus ngerasa sakit. Innie-nya cuma tahu kerja tanpa tahu dunia luar. Ini bikin kita mikir ulang: apakah cara kita “kabur” dari kenyataan itu sehat, atau malah bikin kita makin jauh dari diri kita sendiri?


Kantor Sebagai Ritual Kosmis

Di akhir hari, Severance bukan tontonan buat cari hiburan ringan. Ini pengalaman yang bakal bikin kamu mikir panjang, bahkan setelah layar udah gelap. Serial ini bukan tentang penyelesaian yang memuaskan, tapi tentang pertanyaan yang terus ngambang: siapa kita kalau bagian dari diri kita dikurung dalam sistem yang kita sendiri nggak ngerti?

Dengan visual yang rapi, suasana yang bikin merinding, dan cerita yang disusun rapi banget, Severance layak banget disejajarin sama karya-karya horor terbaik—bukan karena seremnya, tapi karena berani bilang: sistem bikinan manusia juga bisa jadi monster yang paling mengerikan. Dan setelah nonton, satu pertanyaan mungkin bakal terus ngikutin kamu: “Gimana kalau hidup kita juga cuma bagian dari sistem yang lebih besar dan kita ga sadar?.”

Baca review film lainnya di sini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *