Ketika Realita Perang Ditampilkan Tanpa Filter
Siapa yang suka film perang tapi bosen sama cerita yang terlalu dramatis dan dipenuhi glorifikasi? Nah, Warfare bisa jadi jawaban yang kamu cari. Film ini dapet rating 7.4/10 dari 42 ribu penontononnya disitus IMDb. Disutradarai oleh Ray Mendoza—yang dulunya adalah anggota US Navy SEAL—bareng Alex Garland yang udah terkenal lewat Ex Machina dan Civil War. Dirilis pada 16 Maret 2025, film berdurasi 1 jam 35 menit ini dibintangi aktor-aktor top kayak Will Poulter, Cosmo Jarvis, Charles Melton, Kit Connor, dan D’Pharoah Woon-A-Tai. Yang bikin film ini makin “hidup” adalah karena alur ceritanya diangkat langsung dari pengalaman nyata Mendoza saat bertugas di Irak, khususnya di daerah Ramadi, tahun 2006 lalu.
Jadi, film ini ga ngasih kamu kisah heroik penuh sorak-sorai. Sebaliknya, Warfare tampil sebagai gambaran mentah tentang keras dan brutalnya medan perang. Ga ada yang dibumbui dan dibuat manis dari filmnya, malah yang ada justru dampak psikologis dan fisik yang terasa nyata dari para tentara di lapangan. Film ini bukan cuma ngebuat kamu tegang, tapi juga bikin mikir: emang worth it ya, perang itu? Rasanya setelah nonton, kita semua sepakat bahwa perang cuma nyisain luka buat semua pihak.
Cerita yang Simpel Tapi Ngena Banget

Ceritanya sendiri fokus ke satu tim pasukan bernama Alpha One. Ada Sersan Erik (Poulter), Mendoza (Woon-A-Tai), Elliot (Jarvis), Sam (Quinn), Tommy (Connor), dan Frank (Smith). Mereka ditugasin buat mengamanin posisi strategis di Ramadi. Dalam misinya, mereka sempat ngambil alih rumah warga sipil buat dijadiin basecamp. Awalnya masih aman-aman aja, tapi bulu kuduk mulai berdiri pas kelompok jihadi menyerang. Elliot dan Sam pun terluka parah. Situasi makin mencekam karena proses evakuasinya yang susah payah—serangan terus datang tanpa henti. Di tengah huru-haranya, komandan Erik bahkan menyerahkan tanggung jawab pada tim lain yang dipimpin Jake (Melton). Untungnya, mereka berhasil kabur sambil membawa korban luka keluar dari medan perang.
Yang bikin Warfare beda dari film perang lainnya adalah cara penceritaannya. Garland dan Mendoza ga sibuk bikin latar belakang karakter yang rumit. Fokus mereka ada di momen real-time yang penuh tekanan. Jadi penonton beneran kayak diajak ‘masuk’ ke dalam momen tersebut, ngerasain sendiri chaos-nya tanpa harus tahu banyak soal masa lalu si tokoh. Film ini bukan soal siapa yang jahat dan siapa yang pahlawan. Semua karakter tampil sebagai manusia biasa—yang bisa panik, takut, bahkan bikin kesalahan.
Visual dan Suasana yang Terasa Nyata Banget

Dari sisi visual, Warfare juara banget! David J. Thompson, sang sinematografer, berhasil menangkap suasana kacau dan brutalnya perang lewat kamera handheld dan sudut pandang sempit yang bikin kamu sesak dan ikut tegang. Properti senjata, efek ledakan, darah, sampai tubuh yang hancur semua terasa nyata. Bahkan set perumahan khas Irak dibuat sedemikian rupa sampai kita ngerasa benar-benar ada di sana. Aktor-aktornya juga total banget dalam berperan sebagai prajurit, sampai-sampai ekspresi dan gesture mereka bikin kita ikut deg-degan.
Ada beberapa adegan kecil yang justru jadi poin kuat film ini. Misalnya pas mereka panik ngambil barang saat diserang, salah nyuntik morfin, atau tersandung karena buru-buru—semua itu justru nambah kesan real dan menunjukkan betapa kacau dan ga terduganya situasi perang.
Suara-Suara yang Bikin Merinding

Kayak film Garland lainnya, sisi suara di Warfare nggak main-main. Dentuman bom, suara tembakan, jeritan, sampai suara jet tempur dibuat sedemikian rupa biar kamu bener-bener bisa ‘merasakan’ perang, bukan cuma melihat. Desain suara ini jadi elemen penting yang bikin tensi film tetap tinggi dari awal sampai akhir.
Warfare bukan cuma film perang biasa. Ini adalah pengalaman sinematik yang jujur, mentah, dan menggugah. Dengan pendekatan yang realistis dan minim bumbu dramatis, film ini sukses membawa kita menyelami kerasnya medan perang lewat sudut pandang yang jarang dieksplor. Apalagi di tengah situasi dunia yang sekarang lagi panas-panasnya, film ini seperti tamparan keras buat kita semua—perang tuh nyata, kejam, dan ga ada untungnya.
Kalau kamu nyari tontonan yang intens, realistis, dan bikin mikir, Warfare wajib banget masuk daftar tonton kamu tahun ini!
Baca review film lainnya di sini.